Senin, 23 Juli 2012

Sejarah Gereja Kristen / Katolik


SEJARAH GEREJA KRISTEN/KATOLIK





                                                              Written By Pdt. Bagus.   

Gereja mula-mula
Periode ini dimulai sejak dimulainya pelayanan rasul Petrus, Paulus dan lain-lainnya dalam memberitakan kisah Yesus hingga bertobatnya Kaisar Konstantinus I, kurang lebih tahun 33 hingga 325. Pada periode ini gereja dan orang-orang Kristen mengalami penganiayaan, terutama penganiayaan fisik, namun bapak-bapak gereja mulai menulis tulisan-tulisan Kristen yang pertama dan ajaran-ajaran yang menyeleweng yang bermunculan diatasi.

Kebakaran Roma
Kebakaran besar di Roma. lukisan dari seniman Giulio Romano (c.1499-1546), lukisan ini dibuat antara tahun 1536-1539.
Kebakaran besar di Roma. lukisan dari seniman Giulio Romano (c.1499-1546), lukisan ini dibuat antara tahun 1536-1539.
Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat
64 Kaisar Nero Roma Kebakaran hebat terjadi di Roma. Kaisar Nero menyalahkan orang Kristen dan menimbulkan penganiayaan
Penganiayaan terhadap orang Kristen

Setelah kematian dan kebangkitan Yesus, para Rasul diberi tugas untuk memberitakan Injil dan menceritakan tentang kabar keselamatan kepada semua orang "sampai ke ujung bumi". Kekaisaran Romawi pada waktu itu membenci dan takut dengan ajaran Kristen yang menyerukan kepada semua orang supaya jangan takut kepada pemerintah duniawi yang sementara, melainkan takut kepada pemerintahan surgawi yang akan datang kelak.

Kaisar Nero, yang dikenal sebagai kaisar yang gila, bersama-sama dengan kaisar-kaisar pendahulunya maupun sesudahnya melakukan penganiayaan, membunuh, memenjarakan, menyiksa, menjadikan orang Kristen umpan singa di collosseum; namun hal-hal tersebut tidak menyurutkan niat gereja mula-mula untuk berkembang dan semakin bertambah jumlah orang yang percaya kepada Yesus. Pada akhirnya, Nero membakar kota Roma dan menyalahkan hal tersebut kepada orang-orang Kristen yang disebutnya radikal sehingga membuat penduduk Romawi semakin marah terhadap orang Kristen.

Kehancurkan Yerusalem dan Bait Allah oleh Titus
Gapura Titus di Roma untuk memperingati kemenangan Titus.
Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat
70 Titus Yerusalem Titus menghancurkan Yerusalem dan Bait Allah. Perpecahan antara kekristenan dan penganut agama Yahudi (Judaisme)
Pemberontakan Yahudi

Pada tahun 66, ketika kerusuhan menentang Gessius Florus - wakil Roma yang merampas benda-benda perak Bait Allah - merebak, ia mengirim pasukan ke Yerusalem untuk menyalib dan membantai sejumlah orang Yahudi. Tindakan Florus ini memicu meledaknya pemberontakan yang selama ini merupakan api dalam sekam.


Di Yerusalem, kepala Bait Allah menyatakan pemberontakan terbuka melawan Roma dengan menghentikan persembahan harian untuk Kaisar. Tidak lama kemudian seluruh Yerusalem menjadi rusuh; pasukan Romawi diusir dan dibunuh. Yudea memberontak, kemudian Galilea. Untuk sementara waktu tampaknya orang-orang Yahudi unggul.

Cestius Gallus, Gubernur Romawi untuk daerah itu berangkat dari Siria dengan 20.000 tentara. Ia menguasai Yerusalem selama enam bulan namun gagal dan kembali. Ia meninggalkan 6.000 tentara Romawi yang tewas dan sejumlah besar persenjataan yang dipungut dan dipakai orang-orang Yahudi.

Kaisar Nero mengirim Vespasianus, seorang jenderal yang dianugerahi banyak bintang jasa, untuk meredam pemberontakan. Vespasianus pun melumpuhkan kelompok pemberontak tersebut secara bergilir. Ia memulainya di Galilea, kemudian di Transyordania, dan berikutnya di Idumea. Setelah itu, dia mengepung Yerusalem. Akan tetapi sebelum menjatuhkan Yerusalem, Vespasianus dipanggil pulang ke Roma. Nero wafat. Pergumulan untuk mencari pengganti Nero berakhir dengan keputusan Vespasianus sebagai Kaisar. Titah kekaisaran pertamanya ialah penunjukan anaknya, Titus, untuk memimpin Perang Yahudi.

Ketika pengepungan Yerusalem sedang berlangsung, penduduk kota pun satu demi satu mati karena kelaparan dan wabah penyakit. Akhirnya, orang-orang Romawi merobohkan tembok lapisan luar, kemudian lapisan kedua dan akhirnya yang ketiga. Namun orang-orang Yahudi masih berperang sambil merangkak menuju Bait Allah sebagai garis pertahanan terakhir. Sejarawan Yahudi, Josephus menjelaskan bahwa Titus ingin melindungi Bait Allah tersebut, tetapi prajurit-prajuritnya begitu marah terhadap musuh mereka sehingga mendorong mereka membakar Bait Allah.

Pemberontakan orang-orang Yahudi ini menandai berakhirnya negara Yahudi sampai zaman modern.

Penghancuran Bait Allah (yang dipugar Herodes) mengubah tata cara peribadahan orang-orang Yahudi. Mereka tidak lagi mempersembahkan korban sembelihan, tetapi memilih dan mengutamakan sinagoge yang didirikan pendahulu mereka ketika Bait Allah (yang didirikan Salomo) dihancurkan orang-orang Babel pada tahun 586 sM.

Penulisan Apologi Pertama oleh Yustinus Martir
Yustinus Martir, pembela kepercayaan Kristen yang mati syahid
Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat
150 Yustinus Martir Yudea Yustinus Martir menulis Liber Apologeticus - "Apologi Pertama" yang membantu memajukan usaha kekristenan untuk menjawab filsafat-filsafat lainnya
Penulis Kristen

Sejak awal, gereja berperan di dua dunia yang berbeda, dunia orang Yahudi dan dunia non-Yahudi. Kisah Para Rasul menggambarkan lambannya dan terkadang sakitnya perkembangan kekristenan di kalangan orang-orang bukan Yahudi. Petrus dan Stefanus mengadakan pekabaran Injil kepada orang-orang Yahudi, sedangkan Paulus kepada filsuf-filsuf Athena dan para penguasa Romawi.

Menjelang pertengahan abad kedua, di bawah pemerintahan yang adil oleh para kaisar seperti Trajanus, Antoninus Pius dan Marcus Aurelius, gereja mulai membuka diri pada dunia luar untuk meyakinkan keberadaannya. Yustinus menjadi salah seorang apologist (orang yang mempertahankan pendiriannya dalam argumentasi) Kristen pertama, yang menjelaskan imannya sebagai sistem yang masuk akal. Bersama-sama penulis lain, seperti Origenes dan Tertulianus, ia menafsirkan kekristenan dalam istilah-istilah yang mudah dikenal orang-orang Yunani dan Romawi terpelajar pada masa itu.

Karya tulis Yustinus, "Apologi Pertama", ditujukan pada Kaisar Antoninus Pius (dalam bahasa Yunani berjudul Apologia, yaitu suatu kata yang mengacu pada logika yang menjadi dasar kepercayaan seseorang).

Di samping menulis, Yustinus mengadakan perjalanan yang cukup jauh. Dalam perjalanannya ia selalu berargumentasi tentang iman yang diyakininya. Di Efesus, ia bertemu dengan Tryfo. Di Roma, ia bertemu Marcion, pemimpin Gnostik. Pada suatu perjalanannya ke Roma, ia pernah bersikap tidak ramah terhadap seseorang yang bernama Crescens, seorang Cynic. Ketika Yustinus kembali ke Roma pada tahun 165, Crescens mengadukannya kepada penguasa atas tuduhan memfitnah. Yustinus pun ditangkap, disiksa dan akhirnya dipenggal kepalanya bersama-sama enam orang percaya lainnya.

Kemartiran Polikarpus
Polikarpus, uskup tua dari Smyrna yang setia hingga akhir hayatnya di tiang bakar.
Polikarpus, uskup tua dari Smyrna yang setia hingga akhir hayatnya di tiang bakar.
Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat
156 Polikarpus Smyrna Uskup Polikarpus yang berusia 86 tahun menjadi martir yang menjadikan orang Kristen semakin berdiri teguh di bawah penganiayaan
Martir Kristen

Orang-orang Romawi percaya bahwa roh kaisar ilahi adanya. Bagi orang Romawi pada umumnya, dengan sejumlah dewa, menyembah kaisar bukanlah masalah. Mereka melihat hal itu sebagai loyalitas kebangsaan. Namun orang-orang Kristen menolak karena tahu bahwa itu adalah penyembahan berhala. Polikarpus, uskup yang disegani di kota itu, diburu oleh prajurit Smyrna. Para prajurit itu sudah mengirim orang-orang Kristen lainnya untuk dibunuh di arena, kini mereka menghendaki sang pemimpin.

Di hadapan gubernur Romawi yang berjanji membebaskannya asalkan ia menghujat Kristus, ia mengatakan kalimat terakhirnya yang terkenal, "Selama delapan puluh enam tahun aku telah mengabdi kepada Kristus dan Ia tidak pernah menyakitiku. Bagaimana aku dapat mencaci Raja [Kristus] yang telah menyelamatkanku?"

Gubernur Romawi menitahkan agar ia dibakar hidup-hidup. la diikat pada sebuah tiang dan dibakar. Namun, menurut seorang saksi mata, badannya tidak termakan api. "la berada di tengah, tidak seperti daging yang terbakar, tetapi seperti roti di tempat pemanggangan, atau seperti emas atau perak dimurnikan di atas tungku perapian. Kami mencium aroma yang harus, seperti wangi kemenyan atau rempah mahal." Ketika seorang algojo menikamnya, darah yang mengalir memadamkan api itu.

Kisah ini tersebar ke jemaat-jemaat di seluruh kekaisaran. Pada zaman Polikarpus, yang dibutuhkan hanyalah kesetiaan. Ia setia sampai mati. Dalam kurun waktu satu setengah abad berikutnya, ratusan martir menuju kematian mereka dengan setia, dan banyak di antara mereka maju dengan semangat. Ini didasarkan pada laporan saksi mata uskup Smyrna itu.

Pengangkatan Uskup Ireneus di Lyons
Ireneus, uskup Lyons yang memerangi ajaran-ajaran sesat.
Ireneus, uskup Lyons yang memerangi ajaran-ajaran sesat.
Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat
177 Ireneus Lyons Ireneus menjadi Uskup Lyons dan memerangi ajaran-ajaran sesat yang merundung gereja
Gnostik

Tidak banyak yang diketahui tentang Ireneus, seorang penentang Gnostisisme pada akhir abad kedua. Mungkin ia dilahirkan di Asia Kecil lebih kurang pada tahun 125. Perdagangan yang lancar antara Asia Kecil dan Gaul (Perancis) memberi peluang bagi orang-orang Kristen untuk membawa agamanya ke Perancis, tempat mereka mendirikan sebuah gereja yang mapan di kota Lyons.

Ireneus diangkat menjadi uskup untuk menggantikan uskup yang terbunuh. Ketika itu terdapat banyak orang yang telah menganut Gnostisisme di Perancis. Penyebaran aliran ini sangat pesat karena kaum Gnostis menggunakan istilah orang-orang Kristen — meskipun mereka memberikan interpretasi yang berbeda secara radikal.

Setelah uskup Lyons itu mempelajari ajaran sesat itu, ia menulis "Melawan Ajaran Sesat", suatu karya besar yang membeberkan kebodohan "ajaran yang secara keliru disebut Gnostik" tersebut. Dengan menyitir gambaran dari Perjanjian Lama dan Baru, ia membuktikan bahwa ajaran yang mereka sebarkan adalah salah dan tidak alkitabiah.

Sepanjang hidupnya, Ireneus dengan gembira mengenang perkenalannya dengan Polikarpus, yang pernah akrab dengan Rasul Yohanes. Jadi, tidaklah mengherankan bahwa ia berpegang pada keabsahan para rasul ketika ia menolak paham Gnostik. Sang uskup menegaskan bahwa para rasul mengajar di tempat-tempat umum dan tidak ada satu pun yang dirahasiakan. Di seluruh kekaisaran, gereja-gereja berpegang pada ajaran-ajaran yang hanya disampaikan para rasul Kristus, dan hanya inilah satu-satunya dasar keyakinan. Ireneus menyatakan bahwa para uskup yang merupakan pelindung iman Kristen adalah penerus para rasul. Dengan demikian, ia telah mengangkat martabat para uskup. Dalam bukunya "Melawan Ajaran Sesat", Ireneus menetapkan standar bagi teologi gereja. Semua kebenaran yang kita butuhkan sudah tercantum dalam Alkitab. Ia juga membuktikan bahwa dirinya adalah seorang teolog terbesar semenjak Rasul Paulus. Argumentasinya yang tersebar luas merupakan pukulan besar bagi aliran Gnostik pada masanya.

Tertulianus mulai menulis tulisan-tulisannya
Tertulianus, pengacara Afrika yang menjelaskan doktrin Tritunggal
Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat
196 Tertulianus Kartago Tertulianus mulai menulis tulisan-tulisannya yang menjadikannya digelari "Bapak Teologi Latin"
Tritunggal

Tertulianus lahir di Kartago, dengan nama Quintus Septimius Florens Tertullianus, ia dibesarkan dalam keluarga berkebudayaan kafir (pagan) serta terlatih dalam kesusasteraan klasik, penulisan orasi, dan hukum. Pada tahun 196 ketika ia mengalihkan kemampuan intelektualnya pada pokok-pokok Kristen, ia mengubah pola pikir dan kesusasteraan gereja di wilayah Barat. Ia memperkenalkan istilah "Trinitas" (dari kata yang sama dalam bahasa Latin) dalam perbendaharaan kata Kristen; sekaligus kemungkinan, merumuskan "Satu Allah, Tiga Pribadi".

Ketika orang-orang Kristen Yunani masih bertengkar tentang keilahian Kristus serta hubunganNya dengan Allah Bapa, Tertulianus sudah berupaya menyatukan kepercayaan itu dan menjelaskan posisi ortodoks. Maka, ia pun merintis formula yang sampai hari ini masih kita pegang: Allah adalah satu hakikat yang terdiri dari tiga pribadi.

Ketika dia menyiapkan apa yang menjadi doktrin Trinitas, Tertulianus tidak mengambil terminologinya dari para filsuf, tetapi dari Pengadilan Roma. Kata Latin substantia bukan berarti "bahan" tetapi "hak milik". Arti kata persona bukanlah "pribadi", seperti yang lazim kita gunakan, tetapi merupakan "suatu pihak dalam suatu perkara" (di pengadilan). Dengan demikian, jelaslah bahwa tiga personae dapat berbagi satu substantia. Tiga pribadi (Bapa, Putra dan Roh Kudus) dapat berbagi satu hakikat (kedaulatan ilahi).

Origenes mulai menulis tulisan-tulisannya
Origenes, cendekiawan terhebat abad ketiga
Origenes, cendekiawan terhebat abad ketiga
Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat
205 Origenes Alexandria Origenes dari Afrika Utara yang sangat bertalenta memulai tulisannya yang berpengaruh. Ia mengepalai sekolah katekisasi di Alexandria
Pemikir Kristen

Pada awalnya, kekristenan dicemooh sebagai agama orang-orang miskin dan tidak terpelajar, dan memang sesungguhnya banyak penganutnya datang dari kalangan rendah. Namun menjelang abad ketiga, cendekiawan terhebat pada masa itu adalah seorang Kristen. Baik kafir, penganut ajaran sesat maupun orang Kristen, semuanya mengagumi cendekiawan yang bernama Origenes tersebut. Ia mempunyai pengetahuan luas dan ilmu yang tinggi, yang berpengaruh penting bagi pemikiran Kristen di kemudian hari.

Origenes lahir di Alexandria pada tahun 185. Ia berasal dari keluarga Kristen yang saleh. Setelah ayahnya mati martir, Origenes pun mulai menanggulangi keadaan dengan bekerja sebagai guru sastra Yunani dan penyalin naskah. Karena hanyak di antara cendekiawan senior telah meninggalkan Alexandria dalam gelombang penyiksaan, maka sekolah katekisasi Kristen sangat membutuhkan tenaga pengajar. Pada usianya yang kedelapan belas, Origenes pun memangku jabatan kepala sekolah di sekolah katekisasi tersebut dan memulai karir mengajarnya yang panjang, termasuk belajar dan menulis.

Sebagai seorang penulis yang sangat produktif Origenes dapat membuat tujuh sekretarisnya sibuk dengan diktenya. Ia telah menghasilkan lebih dari dua ribu karya, termasuk tafsiran-tafsiran atas setiap kitab dalam Alkitab serta ratusan kotbah. Di antara karyanya yang terkenal adalah Heplaxa, "Melawan Celsus", "Atas Prinsip Pertama", serta karya-karya lainnya.

Origenes juga tidak terlepas dari kesalahan, yang paling mencolok adalah ajaran Plato yang banyak ia ambil. Karena kesalahan-kesalahan semacam ini, maka Uskup Demetrius dari Aleksandria mengadakan sidang yang mengekskomunikasi Origenes dari gereja. Meskipun Gereja Roma dan Barat menerima ekskomunikasi ini, namun Gereja di Palestina dan sebagian besar Gereja Timur tidak menerimanya. Mereka masih mencari Origenes karena pengetahuan, kebijaksanaan dan kecendekiawanannya.

Penulisan Persatuan di Dalam Gereja oleh Siprianus
Siprianus, penggagas persatuan gereja melalui para uskup
Siprianus, penggagas persatuan gereja melalui para uskup
Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat
251 Siprianus Kartago Siprianus, uskup dari Kartago menerbitkan hasil karyanya yang penting tentang "Persatuan di Dalam Gereja." Ia menjadi martir pada tahun 258
Kepausan

Siprianus, seorang kaya dan berbudaya, yang lahir, sekitar tahun 200 dalam keluarga kafir. Ketika ia menjadi Kristen, ia menanggalkan pola hidup lamanya, membagi-bagikan uang dan hartanya kepada orang miskin, serta bersumpah akan hidup suci. Di tengah-tengah gereja yang belum memiliki kesatuan, ia mencoba menyatukan orang-orang Kristen melalui kuasa para uskup.

Akibat ketatnya peraturan gereja yang melarang penerimaan kembali orang Kristen yang telah "murtad", seorang imam bernama Novatus memulai sebuah gereja saingan yang memberi kesempatan bagi orang-oring murtad itu menjadi anggotanya. Siprianus merumuskan ini sebagai sistem berskala — semakin besar dosanya, maka semakin lama pula masa penyesalannya. Idenya mendapat sambutan dan menjadi disiplin Gereja paling kuat — yang terkadang disalahgunakan.

Siprianus tidak setuju dengan perpisahan ini. Ia yakin bahwa orang percaya sejati harus menjalani hukuman untuk menebus dosa, untuk membuktikan imannya. Pada tahun 251 Siprianus mengadakan konsili di Kartago dan di situlah ia membacakan karyanya, "Persatuan di dalam gereja", karyanya yang terkenal dan yang sangat berpengaruh dalam sejarah gereja. Gereja, katanya, adalah lembaga ilahi, yaitu mempelai Kristus, dan hanya ada satu mempelai. Hanya di dalam gereja manusia akan mendapatkan keselamatan, di luar itu yang ada hanyalah kegelapan dan kebingungan. Di luar gereja, sakramen dan para rohaniwan — bahkan Alkitab — tidak ada artinya. Seseorang, secara pribadi, tidak dapat menjalankan kehidupan Kristen melalui kontak langsung dengan Allah; ia membutuhkan gereja.

Dengan diterimanya ide ini, tentu saja, para uskup mendapat kuasa lebih besar. Siprianus juga mencetuskan ide bahwa misa adalah pengorbanan tubuh dan darah Kristus. Karena para imam menjalankan fungsinya dalam ibadah atas nama Kristus, maka hal ini pun meningkatkan kuasa mereka.

Karena terancam perpecahan, gereja pada masa Cyprianus berpegang pada ide-idenya. Uskup tersebut tentunya tidak menduga bahwa sebagai akibat dari cara-cara yang dirintisnya untuk mempersatukan gereja, akhirnya pada Abad Pertengahan beberapa uskup yang rakus dan tidak bermoral menggunakan kuasanya untuk kepentingan pribadi ketimbang untuk hal-hal rohani. Struktur hierarki yang menciptakan "persatuan" juga telah menyebabkan keretakan di antara rohaniwan dan kaum awam.

Pertapaan Antonius dimulai
Antonius, pendiri komunitas biara
Antonius, pendiri komunitas biara
Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat
270 Antonius Mesir Antonius memberikan harta bendanya dan mulai hidup sebagai pertapa, suatu peristiwa kunci yang melatarbelakangi kerahiban
Ordo kerahiban

Antonius lahir di Mesir sekitar tahun 250, dalam keluarga kaya. Ketika ia berumur dua puluh tahun, orang tuanya wafat, meninggalkan seluruh harta untuknya. Mengikuti petunjuk Yesus, ia membagikan tanah miliknya kepada orang-orang sekampung, menjual harta lainnya dan menyumbangkan uangnya kepada orang-orang miskin. Ia berguru pada seorang Kristen yang sudah berumur, dan belajar tentang sukacita penyangkalan diri. Antonius makan hanya satu kali sehari, yang terdiri dari roti dan air, serta tidur di atas lantai tidak beralas.

Sebagai salah seorang pendiri terpenting komunitas biara sebenarnya tidak punya ide untuk mendirikan apa pun. Ia hanya peduli pada kondisi spiritualnya sendiri dan menghabiskan sebagian besar waktunya seorang diri.

Antonius wafat pada usia 105 tahun dan sampai pada akhir hayatnya, ia berada dalam keadaan sehat pikiran dan jasmani. Untuk mencegah berkembangnya pemujaan di kuburannya, ia meminta agar ia dikubur secara diam-diam.

Praktik komunitas rahib yang hidup bersama telah dirintis Pachomius, seorang teman Antonius. Seperti Antonius yang kuat dan ulet, sebagian besar pengikutnya memilih menjadi rahib. Antonius telah menyampaikan ide bahwa pribadi religius yang sejati akan mengundurkan diri dari kehidupan dunia dengan menjauhkan diri dari hidup berkeluarga dan kenikmatan duniawi.

Hingga era Reformasi, ide ini tidak pernah mendapat tantangan serius.
Gereja di bawah Kekaisaran Romawi
Periode ini dimulai sejak pertobatan Kaisar Konstantinus I dan menjadikan Kristen sebagai agama resmi Romawi, hingga dimulainya Abad Pertengahan, yaitu ketika Kaisar Romawi terakhir, Romulus Agustus dijatuhkan, kira-kira tahun 313 hingga 476. Pada periode ini Kepausan mulai berkembang, orang-orang Kristen tidak dianiaya sekejam dulu lagi, agama dan politik mulai bercampur jadi satu, dan Alkitab bahasa Latin yang memuat Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dikanonisasi.

Pertobatan Konstantinus I
Patung kepala Konstantinus I di Museum Musei Capitolini
Patung kepala Konstantinus I di Museum Musei Capitolini
Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat
312 Konstantinus I Roma Kaisar Konstantinus I menjadi Kristen setelah mendapat penglihatan salib dan menjadi pembela dan pelindung kaum Kristen yang tertindas
Kaisar Kristen

Konstantinus I menjadi kaisar Romawi yang pertama yang ditobatkan menjadi Kristen setelah sebelumnya mendapat penampakan/penglihatan yang membuatnya percaya. Dengan menjadi Kristen, sang kaisar memerintahkan supaya penganiayaan terhadap orang Kristen dihentikan dan untuk sementara orang Kristen dapat bernapas lega setelah kurang lebih tiga ratus tahun dianiaya dan tercerai-berai ke seluruh pelosok kekaisaran Romawi.

Bulan Oktober 312, Konstantinus muda yang akan menantang Jenderal Maxentius untuk perebutan tahta kekaisaran Romawi menengadah ke langit dan melihat cahaya yang menyerupai salib. Di situ terdapat tulisan yang berbunyi "Bersama ini taklukkanlah". Beberapa hari kemudian, Kristus muncul dalam mimpinya, dengan tanda yang sama, sebuah salib yang agak lekung di atasnya yang menyerupai huruf-huruf Yunani chi dan rho, dua huruf pertama dari kata Christos (Kristus). Jenderal tersebut diperintahkan untuk membuat tanda ini pada perisai-perisai para prajuritnya. Ia melakukannya. Konstantin pun menang dalam pertempuran menentukan di Jembatan Milvian dan menjadi Kaisar.

Diselenggarakannya Konsili Nicea I
Konsili Nicea I. Tidak diketahui siapa tokoh yang digambarkan.
Konsili Nicea I. Tidak diketahui siapa tokoh yang digambarkan.
Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat
325 Konstantinus I Nicea Konsili Nicea I menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam debat dan merumuskan doktrin yang menjelaskan tentang siapa Yesus sesungguhnya

Konsili Ekumenis

Setelah agama Kristen mendapat posisi yang aman di pemerintahan, para teolog-teolog mulai berkutat soal doktrin-doktrin agama. Salah satu doktrin yang pada saat itu sering disalah artikan adalah doktrin Tritunggal.

Arius dari Aleksandria memulai ajaran sesat Arianisme. Ajarannya akhirnya menimbulkan bentrokan antara pengikut Arianisme dan penolak ajarannya. Kaisar Konstantinus turun tangan untuk mencegah kejadian yang lebih buruk dengan mengadakan konsili di kota Nicea, Asia Kecil yang dihadiri lebih dari tiga ratus uskup. Mereka menjelaskan pandangan mereka dengan merumuskan sebuah pengakuan iman. Semua uskup kecuali dua orang setuju dan menandatangani pernyataan iman tersebut dan kedua uskup yang menolak serta Arius diasingkan oleh gereja.

Konsili Nicea bukan saja mulai menyelesaikan masalah teologi, tetapi juga menjadi teladan bagi gereja dan negara. Pada tahun-tahun berikutnya, ketika masalah rumit muncul di Gereja, maka hal itu diselesaikan melalui kebijaksanaan kolektif para uskup. Konstantinus mulai dengan praktik menyatukan negara dan gereja dalam hal mengambil keputusan. Namun, hal ini menimbulkan masalah pada abad-abad berikutnya.

Penulisan Surat Paskah oleh Athanasius
Athanasius, lahir sekitar tahun 298 dan besar di Aleksandria, Mesir, pusat ilmu pengetahuan Kekaisaran Romawi
Athanasius, lahir sekitar tahun 298 dan besar di Aleksandria, Mesir, pusat ilmu pengetahuan Kekaisaran Romawi
Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat
367 Athanasius Aleksandria Athanasius menulis "Surat Paskah" yang mengakui Kanon Perjanjian Baru yang menegaskan buku yang sama yang saat ini digunakan

Kanon Alkitab

Pada tahun 367, Athanasius, uskup Alexandria yang ortodoks dan berpengaruh itu, menulis "Surat Paskah" yang beredar cukup luas. Di dalamnya ia menyebut kedua puluh tujuh buku yang sekarang kita kenal dengan nama Perjanjian Baru. Dengan harapan mencegah jemaatnya dari kesalahan, Athanasius menyatakan bahwa tiada buku lain dapat dianggap sebagai Injil Kristen, meskipun ia longgarkan beberapa, seperti Didache, yang menurutnya, akan berguna bagi ibadah pribadi.

Kanon yang dibuat Athanasius tidak menyelesaikan masalah. Pada tahun 397, Konsili Kartago mensahkan daftar kanon tersebut, tetapi gereja-gereja wilayah Barat agak lamban menyelesaikan kanon. Pergumulan berlanjut atas kitab-kitab yang dipertanyakan, meskipun pada akhirnya semua pihak menerima Kitab Wahyu.

Pada akhirnya, daftar kanon yang dibuat Athanasius mendapat pengakuan umum, dan sejak itu gereja-gereja di seluruh dunia tidak pernah menyimpang dari kebijakannya.

Pembantahan Ambrosius terhadap Ratu Justina
Santo Ambrosius, sebuah mosaik di gereja Santo Ambrosisu (St. Ambrogio) di Milan
Santo Ambrosius, sebuah mosaik di gereja Santo Ambrosisu (St. Ambrogio) di Milan
Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat
385 Ambrosius Milan Uskup Ambrosius membantah Permaisuri Kaisar Theodosius di Milan. Gereja akan membantah negara jika dibutuhkan untuk melindungi ajaran Kristen dan melawan segala tindakan jahat

Gereja dan negara

Justina adalah ibunda Kaisar Valentinianus, yang juga merupakan penerus Gratianus sebagai penguasa kekaisaran Romawi Barat. Ia merupakan kekuasaan di belakang takhta Valentinianus. la, sebagai seorang penganut Arianisme, ingin menuntut Katedral Ambrosius dan gedung gereja lainnya di Milan untuk digunakan oleh jemaat Arian.

Uskup Ambrosius diperintahkan Ratu Justina untuk melepaskan kendali atas katedral Milan, namun ia menolak. Kemudian kaisar mengirim pasukan para pengawal kaisar. Pasukan yang terdiri dari orang-orang Jerman itu melaksanakan perintah itu dengan paksa. Orang-orang Jerman tersebut bukan saja menunjukkan kesetiaannya kepada kaisar, tetapi mereka juga adalah pengikut Arius, sedangkan sang uskup berpegang teguh pada ajaran Ortodoks dari Konsili Nicea.

Namun kemudian pasukan pun bubar. Tak seorang pun tahu sebabnya. Ada yang berspekulasi bahwa mungkin Ambrosius berhasil mengirim berita itu kepada Theodosius, seorang non-Arian yang gigih, yang memerintah kekaisaran Romawi Timur. Mungkin, pesan yang mengancam Valentinianus, tentang murka Theodosius, membuat bocah itu menekan rencana ibunya, atau Justina mungkin hanya menggertak saja. Walau bagaimanapun, Ambrosius berani menghadapi sidang kerajaan itu dan menang.

Melalui keberanian Ambrosius, pola yang berbeda antara gereja dan negara mulai berkembang.

Pertobatan Auelius Agustinus
"Santo Augustinus dan Monika" (1846), oleh Ary Scheffer.
"Santo Augustinus dan Monika" (1846), oleh Ary Scheffer.
Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat
387 Agustinus Hippo Milan Agustinus menjadi orang Kristen. Tulisannya menjadi landasan Abad Pertengahan. Buku Pengakuan (Confessionum) dan Kota Allah (De Civitate Dei) masih banyak dibaca saat ini

Teolog Kristen

Agustinus merasa tidak puas dengan ajaran agama yang ia peroleh. Diburu oleh ketidakpuasan jiwanya sendiri, Augustinus berpindah-pindah dari Kartago ke Roma lalu ke Milan untuk mengajar ilmu retorika. Perkenalannya dengan Uskup Ambrosius di Milan menyadarkannya bahwa tidak semua orang Kristen berpikiran bodoh; orang ini cerdas.

Ketika sedang duduk-duduk di sebuah taman di Milan secara tidak sengaja ia membuka dan membaca bagian surat Paulus kepada jemaat di Roma dan ia menjadi percaya dan dibaptis; tidak lama kemudian reputasinya sebagai seorang Kristen yang cerdas menyebar. Pada tahun 391 ia didesak untuk ditahbiskan menjadi imam. Ia menjadi uskup di sebuah kota bernama Hippo di Afrika Utara pada tahun 395.

Setiap kontroversi pada masa itu melibatkan Uskup Agustinus. Donatisme, Pelagianisme, semuanya tidak sanggup melawan pandangan Agustinus. Augustinus tidak hanya menentang ajaran sesat, ia juga menulis perjalanan rohaninya sendiri dalam bukunya "Pengakuan", yang boleh jadi merupakan autobiografi rohani pertama. Kalimat terkenal "Hati kami gelisah sampai beristirahat di dalamMu" berasal dari paragraf pembukaannya.

Karena ajaran Augustinus sudah sebegitu mendasar bagi kekristenan, banyak yang tidak menyadari betapa orisinilnya ia pada masanya. Pemikirannya telah meresap sampai pada para teolog Katolik dan Protestan. Luther dan Calvin acapkali menyitirnya. Meski Augustinus menulis pada akhir zaman kuno, buah pikirannya mendominasi para sarjana pada Abad Pertengahan sampai masa Reformasi.

Pengangkatan Uskup Yohanes Krisostomus di Konstantinopel
Sebuah mosaik Santo Yohanes Krisostomus di katedral Hagia Sophia di Konstantinopel
Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat
398 Yohanes Krisostomus Konstantinopel Yohanes Krisostomus, si pendeta "berlidah emas", menjadi uskup Konstantinopel dan memimpin gereja di dalam berbagai kontroversi

Pemimpin gereja

Pada saat terjadi pergolakan di Anthiokia pada tahun 387 yang disebabkan oleh pengiriman tentara dari Roma untuk menghukum rakyat yang menolak kenaikan pajak, Yohanes Chrysostomus, seorang imam di Anthiokia, pertama kali menjadi perhatian khalayak. Sementara uskup dan sekelompok biarawan memohon kepada kaisar, Yohanes mencoba menenangkan massa. Dalam rangkaian dua puluh kotbah yang disebut "Kotbah di Depan Patung", ia mengilhami, berkotbah, dan mengendalikan massa. Itu adalah kotbah profetik terbaik. Uskup Flavianus kembali dari ibu kota dengan berita pengampunan dari Kaisar, dan Yohanes mendesak rakyat mengubah hidup mereka agar menjadi lebih baik.

Pada tahun-tahun berikutnya ia semakin dikenali karena kemampuannya berkhotbah. Begitulah ia mendapatkan julukan Chrysostomus, dari Bahasa Yunani yang berarti "mulut emas".

Tahun 397, keuskupan Konstantinopel kosong. Itu merupakan kedudukan terhormat di ibu kota. Kaisar Arcadius memilih Yohanes si Mulut Emas itu, keputusan yang kemudian disesalinya. Pengukuhan dilakukan Uskup Theophilus dari Alexandria setahun kemudian, namun Theophilus sebenarnya tidak sepaham dengan ajaran Origenes yang dianut Yohanes dan tidak senang karena Yohanes menjadi uskup hanya karena ia pandai berkotbah.

Pada tahun 403 Theophilus mendapat kesempatan untuk mengusir Yohanes dari gereja, namun sang Ratu Eudoxia meminta Kaisar membatalkan keputusan tersebut dan membawa Yohanes kembali. Beberapa dekade berikutnya, Paus Innosentius I berupaya menjernihkan nama Yohanes dengan mendesak Uskup Theophilus dan yang lainnya untuk menyertakan Yohanes dalam daftar orang-orang yang didoakan gereja.

Warisan yang ditinggalkan Yohanes ialah kotbahnya yang baik. Ia memajukan eksposisi harfiah Alkitab gaya Antiokhia, dan ia merupakan salah satu pemimpin Gereja (bersama dengan Ambrosius) yang dengan berani menghadap para penguasa dan menyerukan, "Demikianlah firman Tuhan ..." Pada masa-masa kritis dalam sejarah gereja, orang lain pun akan menyerukan hal yang sama.

Penyelesaian Alkitab Vulgata oleh Eusebius Hieronimus
Prolog Injil Yohanes, Alkitab Vulgata Clementina, edisi 1922
Prolog Injil Yohanes, Alkitab Vulgata Clementina, edisi 1922
Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat
405 Eusebius Hieronimus Roma Hieronimus menyelesaikan karyanya Alkitab Vulgata yang menjadi standar untuk seribu tahun ke depa Penerjemahan Alkitab

St. Jerome (Eusebius Hieronymus Sophronius) adalah seorang penterjemah Alkitab ke dalam bahasa Latin yang dikenal dengan nama Vulgata. Sejak awal, Gereja telah menyetujui pentingnya penerjemahan Alkitab. Meskipun Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani yang umum telah dimengerti secara luas di Kekaisaran Roma, tidak setiap orang mengetahui bahasa tersebut. Gereja juga mempunyai tujuan agar setiap insan dapat dijangkau Injil.

Penerjemahan awal telah muncul dalam berbagai bahasa, terutama bahasa Latin (yang lambat-laun menjadi bahasa kekaisaran), Siria, dan Koptik.

Damasus, uskup Roma pada saat itu, menyarankan agar sekretarisnya, yaitu Hieronimus, mempersiapkan terjemahan Alkitab dalam bahasa Latin untuk menggantikan ketidaktepatan terjemahan-terjemahan lama. Damasus menginginkan keseragaman di dalam setiap kebaktian.

Hieronimus mengawali karyanya pada tahun 382. Ketika Damasus meninggal pada tahun 384, Hieronimus agaknya memupuk keinginan untuk menjadi uskup di Roma. Karena ia kecewa tidak dipilih menjadi uskup Roma, dan karena ia sendiri ingin menjauhkan diri dari gangguan masalah ini, maka ia pindah dari Roma ke Israel, dan berdiam di Bethlehem. Pada tahun 405 ia menyelesaikan terjemahan ini. Namun, bukan itu saja tugasnya. Selama dua puluh tiga tahun itu, ia juga membuat berbagai ulasan dan tulisan lainnya serta bertindak sebagai penasihat spiritual bagi para janda kaya dan sangat saleh. Ia terlibat dalam setiap pertikaian teologi pada zamannya, menulis surat-surat dengan bahasa indah – dan acap kali pedas – yang hingga saat ini merupakan bacaan yang mengesankan.

Hieronimus memulai penerjemahannya dari Septuaginta, versi Perjanjian Lama berbahasa Yunani yang diterjemahkan dari bahasa Ibrani. Namun, Hieronimus segera menjadi teladan bagi semua para penerjemah Perjanjian Lama yang baik: menerjemahkannya dari bahasa lbrani asli. Untuk ketepatan terjemahan, ia berkonsultasi dengan banyak rabi Yahudi.

"Perpustakaan ilahi", begitulah Hieronimus menjuluki Alkitab, akhirnya tampil dengan penulisan yang baik, versi yang akurat dan dalam bahasa yang umumnya dipakai di gereja-gereja Barat. Kitab tersebut dikenal dengan nama Vulgata (dari istilah Latin vulgus, "umum"). Pengaruh Hieronimus yang sangat besar itu membuat para ahli Abad Pertengahan menyanjung tinggi terjemahannya. Martin Luther, yang tahu bahasa Ibrani dan Yunani, mengutip dari Vulgata sepanjang hidupnya.

Karena karya Hieronimus mempunyai meterai tanda sah dari Gereja, para penerjemah lainnya tidak berpeluang mengikuti jejaknya. Sampai pada Reformasi, hanya beberapa terjemahan saja yang terdapat dalam bahasa-bahasa Eropa pada umumnya. Bahkan kemudian, para penerjemah berpaling pada Vulgata daripada menggunakan Perjanjian Baru yang ada dalam bahasa Yunani.

Ironisnya, terjemahan Alkitab dalam bahasa yang dapat digunakan di setiap gereja Barat inilah yang mungkin menyebabkan baik kebaktian maupun Alkitab itu sendiri tidak dapat dimengerti orang awam. Terjemahan Hieronimus telah rnernberi bahasa Latin dorongan yang diinginkan Damasus, tetapi Vulgata dikeramatkan sedemikian rupa sehingga penerjemahan Alkitab dari bahasa Latin (bahasa kaum terpelajar pada masa itu) ke dalam bahasa-bahasa umum dilarang.

Perjalanan misi Patrick ke Irlandia
Patrick, misionaris ke Irlandia, digambarkan memegang daun shamrock
Patrick, misionaris ke Irlandia, digambarkan memegang daun shamrock
Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat
432 Patrick Irlandia Patrick menjalani misi ke Irlandia
setelah dibawa ke sana pada saat mudanya menjadi budak. Ia kembali dan memimpin orang Irlandia dalam jumlah besar menjadi Kristen

Gereja Irlandia dan Misionaris Kristen

Sekitar tahun 390, Patrick lahir di Britania Romawi, sebagai putra keluarga Kristen. Meskipun ketika masih bocah Patrick tidak begitu serius dengan imannya, namun pada umur enam belas tahun, ketika dia ditangkap, dijadikan budak dan dikirim ke sebuah ladang di Irlandia Utara sebagai gembala babi, dia mulai berdoa dengan tekun. Ketika melarikan diri dari perbudakannya, Patrick berjalan kaki sejauh dua ratus mil menuju pantai. Di sana ia menumpang sebuah kapal yang membawa muatan anjing. Ia berlayar ke Perancis dan ke biara Mediterania.

Ketika ia kembali ke negeri asalnya, Patrick bermimpi anak-anak Irlandia memintanya membawakan Injil kepada mereka, "Kami memohon kepada Anda agar datang kemari dan berjalan bersama-sama kami sekali lagi." Karena ia merasa bahwa ia tidak mempunyai pengertian memadai tentang iman, ia kembali ke Perancis untuk belajar di sebuah biara. Sekitar tahun 432 ia kembali ke Irlandia.

Beberapa tahun sebelumnya, biarawan Inggris Palladius, telah berupaya membuat orang-orang Irlandia bertobat namun tanpa hasil yang berarti. Tahun-tahun perbudakan Patrick di antara orang-orang Irlandia agaknya telah mempersiapkannya menjadi orang yang berani, memahami orang-orang ini dan bagaimana berkotbah kepada mereka.

Irlandia sesungguhnya tidak menjadi Katolik hingga tahun 1100-an, ketika Paus memberi Raja Inggris, Henry II, kedaulatan atas Irlandia. Gereja Katolik, yang mengagumi cara Patrick menobatkan orang orang Irlandia, menjadikan dia sebagai seorang santo.

Diselenggarakannya Konsili Khalsedon
Konsili Khalsedon
Konsili Khalsedon
Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat
451 Paus Leo I Khalsedon Konsili Khalsedon menegaskan ajaran ortodoks bahwa Yesus adalah Allah dan manusia dan keduanya adalah satu Orang

Keilahian Yesus

Tulisan Paus Leo tentang hakikat Kristus dibacakan pada Konsili Khalsedon. Para uskup menyatukan ajarannya dalam pernyataan iman, yang disebut Definisi Khalsedon. Di dalamnya, Kristus "diakui adanya dua kodrat, tanpa bercampur, tanpa perubahan, tanpa pembagian, tanpa pernisahan . . . dengan sifat setiap kodrat dipelihara, dan menyatu untuk membentuk satu pribadi". Hal ini dengan sendirinya telah mengutuk berbagai pandangan Apollinarius dan Eutyches — dan mereka yang terkait dengan Nestorius.

Khalsedon adalah konsili pertama di mana paus berperan besar. Sementara perhatian terfokus pada "pertempuran" antara Roma dan Konstantinopel, Khalsedon merupakan konsili terakhir yang dianggap resmi oleh Gereja Timur dan Barat, sejauh menjelaskan ajaran-ajaran yang benar. Konsili itu juga merupakan yang terakhir, di mana semua daerah terwakili dan dapat menyetujui masalah-masalah utama.

Meskipun Khalsedon tidak dapat memecahkan masalah bagaimana adanya Yesus sebagai Allah dan manusia, namun konsili tersebut telah membendung interpretasi-interpretasi yang salah. Konsili itu menyerukan, "Bagaimanapun hal ini terjadi, kita tahu bahwa hal itu terjadi tidak seperti ini."

Gereja pada Abad Pertengahan

Periode ini dimulai sejak berakhirnya kekuasaan Kaisar Romawi Barat hingga dimahkotainya Charlemagne menjadi Kaisar Eropa Barat, kira-kira tahun 476 hingga hari Natal tahun 800. Pada periode ini gereja, terutama Kepausan, mengalami kemunduran moral. Para Paus dipaksa untuk terlibat lebih dalam lagi dalam politik, yang seringkali kotor, dan harus mengimbangi keinginan Kekaisaran Romawi Timur dan pemerintahan bangsa barbar di Barat. Meskipun kebanyakan orang Kristen pada periode ini bermukim di Asia Minor, namun penyebaran Injil terus dilakukan ke berbagai pelosok Eropa yang akan mempengaruhi sejarah Abad Pertengahan.

Didirikannya ordo kerahiban yang pertama
Benediktus, pencetus peraturan-peraturan kerahiban modern
Benediktus, pencetus peraturan-peraturan kerahiban modern
Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat
529 Benediktus Monte Cassino Benedict dari Nursia mendirikan ordo kerahiban
"pemerintahannya" menjadi yang paling berpengaruh selama berabad-abad ke depan

Biarawan Kristen

Setelah jumlah orang Kristen semakin bertambah, kualitas kekristenan pun menurun disebabkan banyak orang yang 'sekedar' ikut-ikutan menjadi Kristen. Benediktus dilahirkan dari keluarga Italia yang berada, ia pergi ke Roma untuk belajar namun kecewa karena melihat keadaan yang tidak bermoral.

Sekitar tahun 529, ia pergi ke Monte Cassino dan mendirikan biara di sana dari sebuah bekas kuil. Walaupun ia bukan orang pertama yang mendirikan biara, namun ia dikenang karena peraturan-peraturan disiplinnya yang menjadikan biara modern seperti saat ini. Ia memulai program swasembada biara; dalam komunitas biara, para biarawan menenun bahan pakaiannya sendiri, menanam bahan makanannya sendiri dan membuat perabotannya sendiri. Peraturan Benediktin mengharuskan tujuh kebaktian dalam satu hari, termasuk kebaktian tengah malam, kira-kira pukul 02.00 pagi, yang dianggap sangat penting. Di samping kebaktian umum, para biarawan mengambil bagian juga dalam doa pribadi – membaca Alkitab, bermeditasi dan berdoa.

Benedictus juga mencoba menerapkan hidup suci ini pada orang-orang biasa. Dalam peraturannya, ia menyebut, "Jika kita tampak agak keras, jangan menjadi takut dan lari. Jalan masuk menuju keselamatan haruslah sempit. Tetapi selagi Anda maju sepanjang jalan iman, hati berkembang dan berpacu dengan cinta kasih manis di sepanjang jalan titah Allah."

Perjalanan misi Kolumba ke Skotlandia
Kolumba, misionaris untuk orang Skotlandia
Kolumba, misionaris untuk orang Skotlandia
Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat
563 Kolumba Skotlandia Columba menjalani misi ke Skotlandia Ia mendirikan pusat misi kerahiban yang melegenda di Iona

Gereja Keltik

Nama Kolumba berarti "merpati". Ia lahir dan dibesarkan di County Donegal, Irlandia. Meskipun ia orang Kristen, Kolumba adalah orang yang cepat marah; itu yang membuatnya selalu dalam kesulitan. Suatu kali, tampaknya ia menjadi penyebab pertikaian yang menewaskan tiga ribu orang. la tidak bermaksud menjadi penyebab terjadinya petaka ini, namun bagi keselamatan dirinya sendiri dan untuk menjalani penyesalan atas kesalahannya, ia meninggalkan Irlandia dengan tujuan memenangkan jiwa-jiwa dengan jumlah yang sama seperti orang-orang yang telah mati.

Dengan dua belas orang pendampingnya, pada tahun 563, Kolumba dengan berani berlayar dengan sebuah currach, perahu kulit tradisional Irlandia. Mereka berlayar menuju Iona, sebuah pulau di barat Skotlandia. Ketika tiba di sana, mereka mendirikan tempat tinggal sederhana dan sebuah gereja dari papan yang dipergunakan sebagai basis bagi upaya penginjilan mereka kepada orang Pict, salah satu suku Skotlandia yang berdekatan. Dalam waktu singkat, walaupun mulanya penuh dengan tantangan, orang-orang Kristen tersebut telah menginjili seluruh Skotlandia dan Inggris bagian utara.

Sebagai seorang cendekiawan sejati, Kolumba menyalin dan menulis buku-bukunya sendiri. Dengan memelihara pentingnya pengetahuan, ia mempengaruhi para biarawan Zaman Kegelapan yang senantiasa menyalin manuskrip sebagai karya sastra yang pada umumnya menurun di Eropa.

Banyak ahli sejarah telah memperhatikan pengaruh kekristenan yang besar terhadap Skotlandia. Sebagai pekabar Injil yang pertama di Skotlandia, Kolumba boleh dikatakan sebagai salah seorang saksi munculnya begitu banyak guru-guru agama, misionaris dan penulis dari sebuah daerah kecil.

Pengangkatan Paus Gregorius I
Paus Gregorius I
Paus Gregorius I
Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat
590 Paus Gregorius I Roma Paus Gregorius I digelari "Yang Agung." Kepemimpinannya secara nyata memajukan perkembangan kepausan

Skisma Timur-Barat

Gregorius dilahirkan pada tahun 540 dalam sebuah keluarga bangsawan Romawi yang telah mengukir sejarah dalam kedudukan politik. Ia diangkat menjadi pejabat gereja di Roma — jabatan sipil tertinggi. Namun ia mengundurkan diri karena tidak ingin terpisah dari kehidupan rakyat biasa, dengan membagi-bagi hartanya untuk mendirikan biara-biara dan ia sendiri menjadi penghuni salah satunya. Beberapa tahun kemudian, ia menjadi kepala biara.

Kesalehannya - dan tentunya latar belakangnya sebagai seorang administrator terampil – telah menarik perhatian. Pada tahun 590, ketika Paus wafat, orang-orang Romawi dengan suara bulat meminta Gregorius menjadi penerusnya. Meskipun Gregorius menolak, keinginan masyarakat memaksanya.

Sebagai seorang mantan negarawan, Paus baru ini menerapkan kekuasaan pemerintahannya pada jabatan barunya. Ketika orang-orang Lombardus mengancam Roma, Gregorius meminta bantuan kaisar Konstantinopel. Melihat bantuan tersebut tak kunjung datang, uskup Roma ini pun mulai mengumpulkan pasukan, mengadakan berbagai perjanjian, dan melakukan segala sesuatu untuk mendatangkan perdamaian. Tindakan Gregorius yang independen itu telah membuktikan pada wakil kaisar yang ditempatkan di Ravenna bahwa Gregorius sanggup memelihara ketenteraman di Roma. Tindakan politis ini akan menjadi beberapa langkah awal dalam memisahkan orang-orang Kristen di kekaisaran Timur dan Barat.

Peraturan Pastoralnya menjadi buku pegangan para biarawan Abad Pertengahan, pandangan-pandangannya menjadi pokok dalam teologi Katolik masa kini, dan ketertarikannya akan musik gereja pada akhirnya mencetuskan Kidung Gregorian. Dalam kurun waktu empat belas tahun ia telah melakukan begitu banyak karya, sehingga generasi selanjutnya menyebutnya Gregorius Agung.

] Diselenggaraannya Sinode Whitby
Biara Whitby tempat Sinode Whitby diselenggarakan
Biara Whitby tempat Sinode Whitby diselenggarakan
Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat
664 Sinode Whitby Inggris Sinode Whitby menentukan bahwa gereja Inggris akan menjadi di bawah otoritas gereja Roma

Gereja Inggris

Ada dua kekristenan di Inggris. Yang satu adalah Celtic, yang merupakan karya Kolumba, yang berpegang keras pada tradisi kebiaraan, merenungkan sesuatu hal dengan cermat dan berjiwa misi. Yang lainnya adalah Roma, yang dipengaruhi oleh Paus Gregorius I, yang terorganisasi dengan baik, dan terikat erat dengan dunia kekristenan lainnya. Perbedaan mencolok antara keduanya adalah tanggal perayaan Paskah. Meskipun cara mencukur kepala para biarawan mereka berbeda, dan terdapat perbedaan dalam upacara kecil, namun permasalahan utamanya sebenarnya adalah soal kekuasaan. Siapakah yang berhak menentukan pemimpin gereja di Inggris, apakah Paus atau sesuai tradisi Celtik, kepala biara?

Masalah ini mencapai puncak oleh Oswy, raja Norhthumbria yang baru, pada tahun 664. Ia mengikuti tradisi Celtic, tetapi istrinya mengikuti tradisi Roma. Jadi, dia merayakan Paskah ketika sang ratu masih menjalankan puasa Prapaskah, dan hal itu seharusnya tidak boleh terjadi. la mengadakan pertemuan di Whitby, tempat kepala biarawati yang tersohor yang bernama Hilda. Di sana, sang raja mendengarkan argumentasi Cedd dan Colman, di pihak Celtic, dan dari Wilfrid dan James sang Diaken, di pihak Roma. Mereka semua adalah gerejawan sejati. Cedd, seorang kepala biara, telah mendirikan banyak biara. Colman dan Wilfrid adalah uskup. Wilfrid pernah juga melayani sebagai seorang misionaris di Friesland. James juga pernah meneruskan karya Paulinus di Northumbria pada masa-masa sulit.

Mereka berargumentasi tentang Paskah. Para pemimpin Celtic menyitir dari Kolumba. Para pemimpin Roma berpatokan pada Santo Petrus. Dengan senyum, sang raja menyerukan bahwa ia akan mengikuti Petrus, karena ia adalah pemegang kunci surga. Maka cara Romalah yang diberlakukan.

Abad berikutnya merupakan zaman emas bagi seni lukis dan keilmuan di Inggris karena gaya-gaya Celtic dan Roma saling mengisi. Sebagian besar karya ini telah dimusnahkan sewaktu penyerbuan Viking, namun sejumlah salib dari batu masih tertinggal, diukir dengan gaya Roma dan Celtic, sebagai simbol kesaling-tergantungan kedua tradisi ini.

Perjalanan misi Bonifakus ke Jermania
Patung Bonifakus, misionaris untuk orang Jerman, di alun-alun Fulda, kota tempat ia dimakamkan
Patung Bonifakus, misionaris untuk orang Jerman, di alun-alun Fulda, kota tempat ia dimakamkan
Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat
716 Bonifakus Jermania Bonifakus, "rasul untuk Jerman", pergi menjadi misionaris dan membawa Injil ke daerah-daerah kafir (pagan)

Gereja Jerman

Dilahirkan dalam keluarga Kristen di Wessex pada tahun 680, nama asli Bonifakus ialah Winfred. Ia dilatih di Biara Benediktin dan ditahbiskan pada usia tiga puluh tahun. la dianugerahi keterampilan untuk belajar dan memimpin. Sebenarnya ada peluang baginya untuk berdiam di Inggris, untuk belajar, mengajar dan mungkin juga memimpin sebuah biara, namun ia merasa sedih atas orang-orang yang belum mengaku percaya kepada Kristus. Beribu-ribu orang Saxon di Low Countries (dataran rendah) dan di Jerman sangat membutuhkan Injil.

Pada tahun 716, Winfred berangkat ke Frisia, tempat para misionaris Inggris telah berupaya menyebarkan Kristen berpuluh-puluh tahun lamanya. Raja Frisia, Radbod, menentang kekristenan. Tekanan di situ sangat kuat dan Winfred pun kembali ke Inggris. Inilah kegagalan misinya yang pertama. la pergi ke Roma pada tahun 718, dan di sana ia menerima tugas misionaris dari Paus. Ia ditugaskan untuk pergi lebih jauh, melewati Sungai Rhine, dan mendirikan gereja Roma di antara orang Jerman di sana.

Mula-mula, Winfred mendatangi Thuringia untuk menghidupkan gereja yang mulai melemah di sana. Setelah Radbod mati, ia kembali ke Frisia. Di sana ia bekerja selama tiga tahun, kemudian berpindah ke arah tenggara, ke Hesse. Ia kembali ke Roma pada tahun 723 dan diangkat sebagai uskup. Itulah saatnya ia menerima nama barunya – Bonifatius (Bonifakus). la juga diberikan surat perkenalan untuk Charles Martel, raja suku Frank. Ketangkasan Charles di bidang militer sangat terkenal (ia yang memukul mundur pasukan Islam di Tours). Perlindungannya memberikan dukungan kuat bagi Bonifatius.

Dengan bantuan biarawan-biarawati misionaris dari Inggris, ia mendirikan organisasi gereja yang kuat di seluruh kawasan itu. Pada tahun 747, Bonifatius sekali lagi pergi ke Roma. Di sana ia diangkat menjadi uskup agung Mainz dan pemimpin spiritual seluruh Jerman. Namun setelah melewati umur tujuh puluh tahun, ia berkeinginan menyelesaikan pekerjaannya yang tertinggal. Setelah mengundurkan diri dari jabatan uskup agungnya pada tahun 753, ia kembali ke Frisia, tempat ia memulai karya misionarisnya. Di sana ia memanggil kembali orang-orang yang telah ia baptis dan yang sekarang telah kembali ke kekafiran, kemudian ia melanjutkan perjalanan ke daerah-daerah yang belum dijangkau.

Sebagian besar karya misinya adalah politik, yaitu membina kesetiaan pada gereja Roma di tempat-tempat gereja melemah. Ia membantu meletakkan dasar bagi kekaisaran Roma yang suci dan politik kepausan Abad Pertengahan. Berkat Bonifatius, Jerman merupakan benteng bagi gereja Roma sampai jaman Reformasi.

Penulisan Sejarah Eklesiastik Bangsa Inggris oleh Beda
Manuskrip Historia Ecclesiastica Gentis Anglorum oleh Beda
Manuskrip Historia Ecclesiastica Gentis Anglorum oleh Beda
Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat
763 Beda Inggris Yang Mulia Beda (Bede) menyelesaikan karyanya yang teliti dan penting "Sejarah Gerejawi Bangsa Inggris" (Historia Ecclesiastica Gentis Anglorum)

Sejarah Inggris

Bede bukan saja salah seorang cendekiawan paling brilian pada zaman itu, ia juga sangat saleh. Dalam otobiografinya yang sangat singkat, ia menulis bahwa ia dilahirkan di daerah antara biara Wearmouth dan biara Jarrow di Inggris bagian utara, pada tahun 635. Pada umur tujuh tahun, ia belajar pada kepala biara di sana dan menghabiskan sisa hidupnya di biara tersebut, tidak pernah keluar jauh.

Persembahan besar Bede bagi Gereja: "Sejarah Gerejawi Bangsa Inggris" (Historia Eccelesiastica Gentis Anglorum) telah menelusuri sejarah Inggris dari zaman Julius Caesar sampai pada zamannya. Meskipun dalam banyak hal karyanya merupakan sejarah umum, namun fokus utama buku tersebut ialah tentang kristenisasi Inggris dan bagaimana kekafiran secara perlahan-lahan digantikan agama baru ini.

Sebelum adanya buku "Sejarah Gerejawi Bangsa Inggris", bermacam-macam suku yang ada di Inggris sudah memiliki sejarah mereka sendiri. Sejarah itu kebanyakan berbentuk sajak kafir yang sering dibacakan oleh para penyair. Tetapi Bede menampilkan sejarah melalui teropong Kristiani, ketika suku-suku yang berbeda haluan ini menjadi satu bangsa dengan agama tunggal.

Tanpa Bede, banyak catatan penting mungkin telah lenyap begitu saja ditelan masa. Kepada biarawan yang patut dipuja inilah orang-orang harus berterima kasih, karena mereka mendapatkan identitasnya sebagai satu bangsa dan kedudukannya sebagai negara Kristen.

Perang Tours
Lukisan Charles de Steuben Bataille de Poitiers en Octobre 732 menggambarkan Charles Martel (berkuda) menghadapi Abdurrahman Al-Ghafiqi (kanan) dalam Pertempuran Tours.
Lukisan Charles de Steuben Bataille de Poitiers en Octobre 732 menggambarkan Charles Martel (berkuda) menghadapi Abdurrahman Al-Ghafiqi (kanan) dalam Pertempuran Tours.
Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat
732 Charles Martel Tours Charles Martel menghentikan penyerbuan Muslim yang mengancam Eropa

Ekspansi Muslim

Perkembangan Islam yang pesat adalah gerakan luar biasa dalam sejarah. Pada tahun 622, para pengikut Muhammad hanyalah sekelompok visioner teraniaya yang berkumpul di Mekah. Seratus tahun kemudian mereka tidak hanya menguasai Arab, tetapi juga Afrika Utara, Palestina, Persia (Iran), Spanyol dan sebagian India. Mereka sedang mengancam Perancis dan Konstantinopel.

Menjelang tahun 636, orang-orang Muslim telah menguasai Suriah dan Palestina. Mereka menguasai Alexandria pada tahun 642 dan Mesopotamia pada tahun 646. Kartago jatuh pada tahun 697, ketika pasukan Muslim menyapu Afrika Utara, memenangkan daerah-daerah yang sampai hari ini masih berada di tangan Muslim. Pada tahun 711, mereka melintasi terusan Gibraltar dan masuk ke Spanyol. Mereka segera mengokohkan penguasaan atas Semenanjung Iberia dan akhirnya bergerak lebih jauh dari Pegunungan Pyrenees. Pada saat yang sama, orang-orang Muslim telah memasuki daerah Punjab di India dan hampir memasuki Konstantinopel.

Konstantinopel adalah ibu kota kekaisaran Byzantine, satu-satunya penerus Kekaisaran Romawi. Berabad-abad sebelumnya, Kekaisaran Romawi terbagi atas Timur dan Barat, dan kekaisaran Romawi Barat jatuh ke tangan suku-suku Jerman seperti Vandal, Ostrogoth dan Frank. Ancaman Islam ialah menggabungkan kekuatan agama dan politik. Namun pasukan Islam bukan saja menumbangkan kekuasaan politik, ia juga menobatkan warga jajahan barunya ke dalam iman mereka.

Charles Martel adalah penguasa dari kalangan kaum Frank, salah satu suku Jerman yang menguasai kekaisaran Romawi Barat. Kaum Frank ini secara resmi telah bertobat ke dalam kekristenan Roma di bawah pemerintahan Clovis I (481-511). Ia mendukung misionaris Kristen di antara suku-suku Jerman lainnya dengan motif untuk menambah kekuasaan kaum Frank di Jerman. Meskipun ia menyelamatkan gereja Roma dari kehancuran di Tours, sebenarnya ia berperang untuk melindungi daerah Frank.

Jenderal pasukan Muslim Abd-er-Rahman yang memimpin pasukannya ke utara, masuk tepat di daerah Frank. Charles Martel (Martel artinya "Palu") berhadapan dengannya di antara Tours dan Poitiers (sebelah barat daya Perancis sekarang) serta memukul mereka mundur. Dalam suatu rangkaian pertempuran sengit, kaum Frank memukul mundur pasukan Muslim ke Spanyol, mengakhiri laju pasukan Muslim di jantung Eropa.

Gereja pada awal mula Eropa

Periode ini dimulai sejak penahbisan Karel Agung sebagai Kaisar Eropa Barat hingga kejatuhan Kekaisaran Romawi Timur dengan direbutnya Konstantinopel oleh bangsa Turki (1453) dan Reformasi Protestan, kira-kira tahun 800 hingga 1500. Pada mulanya, hampir seluruh Eropa Barat di bawah kekuasaan Kaisar Kristen, Karel Agung. Misionaris-misionaris mulai dikirim ke Eropa Timur dan Rusia, biarawan-biarawan mulai membuat perubahan dari dasar setelah melihat keadaan gereja yang memburuk, dan Perang Salib dengan bangsa Asia dimulai, namun universitas mulai dibuka sehingga tidak hanya para rahib namun rakyat biasa juga dapat membaca dan menulis. Selain itu terjadi perpisahan antara gereja Katolik Barat di Eropa Barat dan gereja Ortodoks Timur di Asia Kecil.

Pengangkatan Kaisar Charles yang Agung
Patung emas Karel yang Agung yang ditemukan di istananya di Aachen.
Patung emas Karel yang Agung yang ditemukan di istananya di Aachen.
Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat
800 Karel Agung Aachen Charles yang Agung diangkat menjadi Kaisar oleh Paus pada hari Natal. Ia memajukan gereja, pendidikan, dan kebudayaan Eropa

Kerajaan Frank

Karel Agung, yang adalah cucu dari Charles Martel, pahlawan penyelamat Eropa, mengakhiri era bangsa barbar di Eropa dengan menjadi pemerintah pertama yang diakui oleh Paus dan dibaptis menjadi Kristen sejak jaman raja barbar Odoaker. Bangsa-bangsa di Eropa yang sejak kejatuhan kekaisaran Romawi tidak memiliki pemerintahan Kristen dan jatuh ke tangan bangsa-bangsa barbar dari Eropa Utara, sekarang disatukan kembali di bawah pemerintahan Karel Agung. Dengan adanya persatuan maka peperangan pun menjadi jarang dan rakyat di bawah pemerintahan Charlemagne dapat memfokuskan diri kepada hal-hal yang lain seperti pendidikan, kebudayaan, agama, dan keuangan. Negara-negara Arab yang selama Abad Pertengahan mengalami kemajuan yang pesat, perlahan-lahan mulai tertinggal dari bangsa-bangsa Eropa yang mulai disusun ulang berdasarkan ajaran kekristenan. Kemajuan ini hingga sekarang masih tampak jelas.

Pada tahun 771, ketika Karel Agung naik takhta, ia memulai dengan penaklukan selama tiga dekade. Ia mendorong perbatasan kerajaannya ke arah timur dan akhirnya ia menguasai Burgundy, sebagian besar Italia, Alamania, Bavaria dan Thurginia. Di utara ia menguasai Saxony dan Frisia. Di sebelah timur kedua daerah tersebut, ia menciptakan daerah-daerah dengan organisasi militer khusus yang disebut marches. Daerah-daerah itu terbentang dari Laut Baltik sampai ke Adriatik. Untuk pertama kali, sebagian besar Eropa menikmati kepemimpinan yang stabil.

Sampai pada hari Natal tahun 800, Karel Agung memegang gelar raja kaum Frank. Pada hari suci itu, Paus Leo II menobatkan dia sebagai kaisar kekaisaran Romawi Suci, dan sekali lagi tampaknya Eropa Barat mempunyai seorang kaisar yang mengikuti jejak Konstantinus. Pada masa kekacauan dan peperangan, pemerintahan Karel Agung memberi stabilitas politik dan kebudayaan. Dia menjamin bahwa Barat akan memelihara pusaka kuno ini, bahwa kekristenan akan tersebar di kekaisarannya, dan bahwa biara akan mengajar elemen dasar keyakinan itu sendiri.

Perjalanan misi Siril dan Metodius ke daerah Slavia
Siril dan Metodius
Siril dan Metodius
Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat
863 Siril dan Metodius Slavia Siril dan Metodius, dua orang Yunani bersaudara, menginjili orang Slav. Siril mengembangkan aksara Sirilik, dasar bahasa Slavik yang masih dipakai di gereja Rusia

Gereja Slavonik

Ketegangan Timur-Barat sudah memuncak ketika Roma bersaing dengan Konstantinopel untuk memperoleh kontrol atas agama dan politik di daerah perbatasan. Ketika Rostislav, penguasa daerah Moravia Besar (salah satu daerah perbatasan), khawatir atas orang-orang Frank dan Jerman yang melewati batas daerah Slavia, ia berpaling ke Timur. Ia meminta Michael III, penguasa di Konstantinopel, untuk mengirim bantuan dan misionaris. Dengan demikian, permintaan itu pun sampai pada Siril dan Metodius.

Metodius dengan saudaranya, Siril, mempunyai karir menonjol. Di antara perbuatan mereka yang luar biasa, mereka membawa iman Kristen kepada orang-orang Slavia, di antaranya adalah Raja Boris dari Bulgaria. Dalam proses itu, mereka berbuat banyak untuk mengubah serta memelihara kebudayaan Slavia. Gereja yang di kemudian hari menghasilkan Hus, Comenius dan banyak lagi pengikut lainnya yang terjaring dalam revolusi spiritual Zinzendorf, dimulai dengan dua bersaudara Yunani dari Tesalonika itu.

Mereka berdua adalah gerejawan yang penuh dedikasi. Metodius, saudara tua, adalah kepala sebuah biara Yunani. Siril (kemudian dikenal sebagai Konstantinus), seorang profesor filsafat di Konstantinopel, sudah memulai misinya pada orang-orang Arab. Pada tahun 860, mereka menggabungkan kekuatan untuk menginjili suku Khazar, di timur laut Laut Hitam. Kedua kakak beradik yang tiba pada tahun 863 dengan cepat mempelajari bahasa daerah setempat dan mulai menerjemahkan Injil serta liturgi gereja ke dalam bahasa Slavia. Siril menciptakan alfabet baru yang didasarkan pada huruf Yunani. (Inilah yang mendasari alfabet Rusia. Istilah aksara Sirilik sampai saat ini masih dipergunakan beberapa kalangan.)

Tidak lama kemudian setelah kematian mereka, liturgi Latin mulai menggantikan liturgi Slavia, dan gereja di daerah ini pun mulai menurun. Namun, iman Kristen yang tangguh dan bebas sudah tertanam. Di tengah-tengah problem yang mereka hadapi, Siril dan Metodius telah menanamkan tradisi Kristen di Moravia dan di negara-negara sekitarnya, yang telah memelihara serta mengembangkan iman tersebut ke seluruh dunia.

Didirikannya biara di Cluny
Rekonstruksi Biara Cluny yang asli
Rekonstruksi Biara Cluny yang asli
Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat
909 William yang Saleh Aquitaine Di Cluny didirikan sebuah biara, pusat reformasi. Pada pertengahan abad ke-12, terdapat lebih dari seribu rumah di bawah asuhan biara Cluny

Biara di Perancis

Pada abad kesembilan dan kesepuluh, Gereja benar-benar sakit. Pergumulan politik telah mencabik-cabik Eropa. Para pemimpin Gereja mulai merampas tanah dan kekuasaan. Mereka mulai menggunakan kekerasan dan penipuan, serta bersikap amoral – sama seperti panglima-panglima perang orang kafir.

Kemudian William yang Saleh, Pangeran Aquitaine, mendirikan sebuah biara di Cluny. Biara menjadi perkumpulan independen yang bebas dari perebutan kekuasaan dalam kekaisaran dan di bawah perlindungan Paus. Biara mengacu pada peraturan-peraturan yang digariskan oleh Benediktus dari Nursia pada tahun 500-an: kemiskinan, kesucian, dan kesetiaan. Peraturan Benediktus ini disambut dengan baik. Orang termasyhur seperti Gregorius Agung dan Karel Agung telah menyebarkannya, dan dengan singkat diselenggarakan di seluruh kekaisaran pada abad kesembilan. Tetapi, peraturan itu tidak pernah mengakar sampai sekarang di Cluny.

Sederet pemimpin cakap seperti Berno, Odo, Majolus, Odilo, Hugh membuat Cluny berhasil. Dengan petunjuk mereka, biara-biara baru bertumbuh di Perancis, Italia, dan Jerman, sebagai "asuhan" Cluny. Biara-biara yang telah ada datang ke Cluny untuk meminta bantuan. Pada zaman feodal itu, Cluny menjadi pusat dunia spiritual. Ia mulai meluaskan kekuasaannya jauh dari tujuan asal. Tetapi, sudah waktunya suatu gerakan perubahan, dan Cluny memimpinnya. Tempat itu merupakan gedung gereja terbesar di dunia Kristen Barat, sampai Gereja Santo Petrus dibangun di Roma. Hingga tahun 1100, Cluny mungkin telah memimpin sebanyak dua ribu biara.

Namun Cluny berhasil juga mengikis beberapa kebiasaan yang disenangi masyarakat kafir. Golongan ksatria mulai mengembangkan tindakan-tindakan ksatriaan Kristiani. Pernyataan Cluny tentang Perdamaian dari Allah (bahasa Inggris: Truce of God) – yang menyatakan bahwa berperang dari hari Kamis malam hingga hari Minggu pagi adalah pelanggaran – lebih kurang membatasi berbagai peperangan kecil antara kaum bangsawan, meskipun larangan itu tidak diberlakukan ketika berperang dengan orang-orang kafir. Karena Paus Urbanus II adalah keluaran biara Cluny, maka pengaruh biara ini juga mungkin ikut bertanggung jawab atas terjadinya Perang Salib Pertama.

Pertobatan Pangeran Vladimir
Pembaptisan Pangeran Vladimir dari Kiev, oleh Viktor Vasnetsov
Pembaptisan Pangeran Vladimir dari Kiev, oleh Viktor Vasnetsov
Tahun Tokoh Tempat Deskripsi singkat
988 Vladimir I Kiev Pangeran Vladimir dari Kiev menjadi Kristen
ia mencari agama-agama di dunia dan memilih Ortodoksi untuk menyatukan dan membimbing rakyat Rusia

Gereja Rusia

Meskipun kekristenan sudah menembus Rusia pada awal abad kesepuluh, tetapi agama ini tidak diterima secara umum. Pada tahun 957 Olga, puteri dari Kiev yang menjanda, telah dibaptis. Ia meminta Raja Jerman, Otto I, agar mengirimkan misionaris ke negerinya; tetapi mungkin tidak begitu berhasil, karena kepercayaan kafir tetap hidup.

Vladimir, cucu Olga, adalah salah seorang dari orang-orang kafir. Namun, seperti kebanyakan penguasa, Vladimir ingin rakyatnya hidup berkecukupan. Ia melihat bahwa ia dapat melakukannya dengan menghimpun rakyatnya dalam satu agama. Jadi, menurut laporan, ia mengirim orang-orangnya untuk meneliti agama-agama yang menonjol. Agama Islam dan Yahudi dengan keketatannya dalam soal makanan tidak menarik baginya. Jadi ia terpaksa harus memilih salah satu antara Kristen Roma dan gereja Timur.

Menurut cerita, karena keindahan ibadah gereja Romawi Timur, maka Vladimir memilih aliran Kristen Ortodoks yang juga adalah agama tetangga kerajaannya, Kekaisaran Bizantium, yang paling kuat, terkaya dan sangat berbudaya, dari gereja Roma.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar